Bermalam di Airport..? Berikut Tipsnya



Dalam suasana peak season (musim puncak) seperti arus mudik dan arus balik Lebaran beberapa waktu lalu, setiap calon penumpang harus pandai mengatur waktu agar tidak terlambat tiba di airport. Seiring jadwal penerbangan yang semakin padat, ada maskapai dengan flight schedule berangkat di pagi buta atau mendarat lewat tengah malam. Pergerakan pesawat yang tidak ideal membuat sebagian orang memutuskan menginap di terminal. Apakah Anda mengalami hal serupa? Agar perjalanan semakin menye­nangkan, simak kiat-kiat berikut ini:

Datang Lebih Awal
Jika penerbangan Anda diberangkatkan pada esok harinya, upayakan datang lebih awal, jangan terlalu malam. Hal ini guna menghindari be­rebut tempat istirahat dengan calon pe­numpang lainnya yang harus terbang pagi buta seperti Anda.

Pilih Tempat yang Nyaman
Carilah tempat yang menurut Anda merasa nyaman dan aman untuk istirahat. Tempat yang biasa digunakan adalah prayer room (ruang ibadah). Lantai di mushala biasanya juga dilapisi karpet sehingga cocok untuk beristirahat. Tetapi tidak semua mushala di bandar udara bisa dijadikan tempat bermalam.

Sofa
Beberapa bandar udara sudah menyediakan kursi khusus untuk tidur (sofa), seperti di terminal keberangkatan T3 Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng.
Sofa tersebut dirancang khusus bagi pelancong yang bermalam di airport, Anda dapat menjadikan untuk me­rebahkan diri. Pilihlah lokasi yang tidak dekat dengan akses umum (lalu lalang orang).

Setel Alarm
Pasang alarm beberapa jam sebelum keberangkatan Anda. Cara ini guna mengingatkan saat Anda tertidur nyenyak. Saat Anda terbangun, masih ada jeda waktu untuk membersihkan diri, merapikan kembali (cek) barang bawaan.

Keperluan Pribadi
Selalu bawa perlengkapan pribadi seperti sisir, sikat gigi, pencuci muka, handuk kecil, pewangi dan perlengkap­an lainnya di dalam tas yang mudah untuk diambil. Keperluan ini, dapat Anda gunakan setelah terbangun atau pada esok harinya.

Bahan Bacaan dan Alat Hiburan
Untuk menghindari rasa bosan, bawalah bacaan seperti komik, majalah, koran dan sebagainya sesuai dengan kesukaan Anda. Selain itu, jangan lupa membawa peralatan hiburan lainnya, seperti alat pemutar musik, game dan sejenisnya.
Pastikan alat-alat tersebut sudah terisi baterai, sehingga dapat digunakan sambil menunggu waktu keberangkat­an Anda.

Menggunakan Jaket
Guna melindungi tubuh dari suhu di malam hari, pakailah jaket yang tebal. Selain jaket, Anda dapat membawa selimut sedang.

Waspada
Tetap selalu berhati-hati selama berada di lingkungan bandar udara. Jangan mudah terpengaruh terhadap orang-orang yang menawarkan jasa tanpa kepastian yang jelas.
Pastikan Anda menyimpan benda-benda penting dan berharga di tempat aman.

Penitipan Barang
Agar lebih aman, barang bawaan Anda dapat dititipkan di tempat pe­nitipan barang, sehingga saat berada di tempat istirahat Anda tidak repot dengan koper/tas. Selain itu, tidak memenuhi ruang istirahat.
Nah itulah beberapa tips untuk anda yang terpaksa haru menginap di bandara karena jadwal dari pesawat yang tidak tentu.

Share

Telanjang dalam Berjima' menurut Islam


Hingga saat ini, banyak Muslim yang beranggapan bahwa ketika suami istri berjima’, mereka harus menutupi tubuhnya alias tidak diperbolehkan telanjang. Umumnya, anggapan ini dilandasi oleh dua hadits berikut ini.

Pertama, hadits riwayat Ibnu Majah.
“Jika seseorang diantara kalian hendak mendatangi istrinya, maka hendaklah menutupi tubuhnya, dan janganlah bertelanjang bulat seperti telanjangnya dua khimar.”

Kedua, hadits riwayat Tirmidzi.
”Janganlah kalian bertelanjang, sebab sungguh bersama kalian ada makhluk yang tak pernah berpisah...”

Bagaimanakah duduk persoalan yang sebenarnya dan bagaimana kedudukan dua hadits tersebut? Salim A. Fillah di dalam bukunya Bahagianya Merayakan Cinta menjelaskan bahwa hadits pertama (yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah) adalah dhaif. Dalam sanadnya terdapat Al Ahwash bin Hakim dan Walid bin Al Qasim Al Hamdani, keduanya dhaif. Bahkan, An Nasa’i memberi catatan: “hadits ini mungkar.”

Sedangkan hadits kedua (riwayat Tirmidzi), sesungguhnya tidak bisa dijadikan alasan suami istri harus menutup tubuhnya dengan selimut atau semisalnya saat berjima’ dikarenakan malu dengan makhluk lain yang disebutkan dalam hadits tersebut. Padahal, di dalam hadits itu telah ada jawabannya. Yakni kelajutan hadits tersebut yang sering tidak diketengahkan secara lengkap.

“Janganlah kalian bertelanjang, sebab sungguh bersama kalian ada makhluk yang tak pernah berpisah kecuali di saat kalian membung hadats di jamban dan ketika seorang suami mendatangi istrinya” (HR. Tirmidzi).

Salim A. Fillah kemudian menutup penjelasannya dengan kalimat berikut: “Allah tidak menghendaki kesulitan bagi hamba-Nya, bahkan Ia menghendaki kemudahan bagi mereka. Ketika seorang hamba bersama istrinya telah menutup diri dari pandangan manusia di dalam satu bilik di rumahnya, maka Allah tidak lagi membebani mereka dengan hal yang menyulitkan dan memberatkan seperti memakai selimut. Karena bisa jadi selimut akan mengganggu jika hendak berekspresi dan berkreasi. Padahal yang demikian adalah hak yang Allah berikan pada mereka berdua untuk meraih kemuliaan di sisi-Nya.”
Share
 

Design By:
SkinCorner