Plengkung, Dasyatnya Raja Ombak Dunia
G-land aka Plengkung Waves (dok.g-land bobby’s Surf Camp)
Hawaii sering disebut-sebut sebagai surganya para perselancar dunia.
Namun, siapa sangka Indonesia pun ternyata memiliki surga selancar yang
tersembunyi diujung selatan Banyuwangi. Orang lokal menyebutnya Pantai
Plengkung, tak banyak masyarakat Tanah Air yang mengetahui tempat ini.
Tapi bagi perselancar dunia, pantai yang berada di Taman Nasional Alas
Purwo ini begitu populer dan mereka menyebutnya G-Land.
Bagi para perselancar dunia, ombak Plengkung mendapatkan predikat
Ombak Terpanjang (terkonsisten) nomor 1 di Dunia. Bisa mencapai panjang 2
kilometer dalam formasi 7 gelombang bersusun. Sementara, untuk Terbesar
dan Tertinggi, menempati urutan Kedua setelah Hawaii dengan tinggi
mampu mencapai 5-6 meter. Jika anda parqa pecinta selancar ingin
merasakan sensasi Maha Dasyat Dari Ombak di ujung Selatan Banyuwangi
ini, anda bisa datang dalam musim ombak besar dibulan Juni-Juli.
Penasaran, kami pun memutuskan untuk mengintip Pantai Plengkung alias
G-Land ini. Kami berangkat dari Pulau Merah, dan memakan waktu sekitar 3
jam berkendaran.
Menelusuri Hutan Alas Purwo menuju Pantai Plengkung
Namun, saat mencapai pantai Pancur, kami masih harus mengganti
kendaraan offroad. Maklum pantai Plengkung berada ditengah hutan Alas
Purwo, dan medannya cukup menantang untuk menembus hutan tersebut.
Kebanyakan perselancar yang datang kesini mengambil rute terdekat dari
bali. Menggunakan kapal dari bali selama dua jam, langsung berlabuh di
depan pantai plengkung.
Karena medannya yang menantang, dari pantai Pancur hingga Plengkung kami harus Berganti mobil offroad.
Siapa sangka di daerah yang terbilang terpelosok ini, kami justru
menemui tiga hotel mewah bergaya cottages disini. Salah-satunya, Hotel
G-Land Bobby’s Surf Camp yang menjadi hotel pertama di pantai ini. Dan
disini, memiliki fasilitas yang super lengkap dan kamar-kamar yang
nyaman. Tapi disini, tarifnya dolar loh.
Hotel Pertama yang ada di Plengkung. Ada sejak tahun 1976.
Saat berkunjung, kami menemui tamu yang seluruhnya merupakan
perselancar dari luar negeri. Kami pun, berkesempatan berbincang dengan
para perselancar ini. Kami menemui Gualgirmi, 24, perselancar asal
Brazil. Ia memang baru pertama menjajal papan seluncurnya di laut
Plengkung. Namun, perselancar yang juga berprofesi sebagai Enginering di
Brazil ini begitu jatuh cinta dengan G-Land. Selain karena ombaknya
yang mengagumkan, lokasinya yang terletak ditengah Hutan menjadi daya
tarik tersendiri.
“Ombaknya mengaggumkan, saya pernah ke Mentawai, Bali, tapi inilah
yang Terbaik. Lokasi ditengah hutan, tidak ramai. Jelas, lokasi ini
sangat recomended,” ungkap Gualgirmi.
Tempat ini memang membuat para peselancar dunia ketagihan. Kami
menemui Kimbo, 57, perselancar asal Australia yang mengaku telah 30 kali
mengunjungi G-Land dan ia tak pernah bosan. Ya, sejak terekspos dunia
di tahun 70an, banyak perselancar profesional dunia telah mencicipi
kedasyatan gulungan ombak Plengkung ini hingga saat ini. Seperti
perselancar profesional asal Amerika Serikat Kelly Slater dan Gerry
Lopez, Peter McCabe (Australia), dan lainnya.
Keelokan Hutan Mangrove Bedul
Hutan Mangrove Bedul
Tak hanya G-Land, Hutan Alas Purwo pun memiliki hutan Mangrove
Terbesar Di Pulau Jawa yang terletak di Desa Sumber Asri Kecamatan
Purwoharjo, Banyuwangi. Lokasi ini berjarak 50 kilometer dari Kota
Banyuwangi atau sekitar dua jam berkendara.
Anda bisa menelusuri teluk memanjang Segoro Anak dengan menggunakan
kapal dan menikmati keelokan hutan magrove ini. Di hutan mangrove alami
seluas 1200 hektar ini, anda bisa menemui 26 jenis dari 16 family
Mangrove. Terdapat pula, aneka fauna didalamnya yang bisa anda temui.
Jika Anda menelusuri kearah Barat menuju Cungur, aneka jenis burung
migran siap menyapa anda.
menelusuri Segoro Anak
Nah, bagi anda yang tidak memiliki banyak waktu namun ingin melihat
nuansa pantai Selatan. Anda hanya cukup, menyebrang dengan kapal selama
15 menit dari Dermaga Bedul, keseberang sisinya. Anda hanya perlu
merogoh kocek R7000 perorang saja.
Asik neduh dibawah mangrove
Anda akan langsung disambut dengan segerombolan monyet ekor panjang
(Macaca Fascicularis). Pengunjung bisa bebas melihat dan beinteraksi
dengan monyet-monyet yang memang dibiarkan bebas dialamnya ini.
berjalan menuju Pantai Selatan
Anda bisa pula memberi makan, tapi harus berhati-hati agar tak
dikejar-kejar. Setelah puas bermain dengan monyet, anda bvisa meneruskan
perjalanan hanya 15 menit, menuju Pantai Selatan melewati rimbunnya
hutan tropis.
Share